Gambar Instagram @rima.motret |
Dan pada suatu kali sedang memasak air di dapur, ia berkata padaku: “Gus Muk, aku akan dikawinkan”.
“Masa?”, kataku.
“Ya. Seminggu yang lalu sudah datang lamarannya. Emak dan Bapak dan kerabat-kerabat yang lainnya sudah menerima baik lamaran itu”.
“Alangkah senang jadi pengantin!”, seruku riang.
“Alangkah senang. Tentu saja! Nanti aku dibelikan pakaian bagus-bagus. Nanti aku didandani pakaian pengantin, dibungai, dibedaki, disipati dan dicelaki. Alangkah senang! Alangkah senang!”
Dan betullah. Pada suatu sore, datanglah emaknya menemui ibu. Waktu itu Inem dititipkan pada orangtuaku. Pekerjaannya tiap hari membantu masak di dapur dan menemani aku dan adik-adikku bermain.
Penghasilan emak si Inem ialah dari upah membatik. Perempuan-perempuan di kampung kami, apabila tak bekerja di sawah, membatiklah pekerjaannya. Ada yang membatik kain dan ada pula yang membatik ikat kepala.
Mereka yang miskin membatik ikat kepala, kerana ikat kepala lekas dapat diselesaikan, dan lekas pula orang mendapat upah. Dan penghasilan emak Inem ialah dari membatik ikat kepala itu.
Mori dan lilin diterimanya dari Toko Ijo, majikannya. Tiap dua lembar yang sudah dibatikinya, ia menerima upah satu setengah sen. Tiap hari rata-rata orang dapat menghasilkan delapan sampai sebelas lembar ikat kepala.
Bapak si Inem seorang pengadu jago. Tiap-tiap hari kerjanya hanya berjudi dengan pertarungan jagonya. Kalau ia kalah, jagonya diambil oleh yang menang. Dan ia pun harus membayar seringgit atau paling sedikit tiga talen.
Kalau tidak adu jago, ia main kartu dengan tetangga-tetangganya dengan wang pasangan satu sen. Kadang-kadang bapak Inem tak pulang satu atau setengah bulan, mengembara dengan berjalan kaki. Bila sampai di rumah lagi, artinya ia ada membawa wang.
Ibu pernah bilang padaku, bapak si Inem kerjanya yang terutama ialah membegal di tengah hutan jati antara kota kami Blora dan kota pesisir Rembang. Waktu itu aku sedang duduk di kelas satu dan banyak mendengar cerita tentang pembegalan, perampokan, pencurian dan pembunuhan. Oleh cerita-cerita itu dan juga oleh cerita ibu, jadi takutlah aku pada bapak si Inem.
Semua orang tahu belaka, bapak si Inem jadi penjahat. Tapi tak seorang pun berani mengadukan pada polisi. Dan tak seorang pun dapat membuktikan dia seorang penjahat. Karena itu ia tak pernah ditangkap oleh polisi. Lagi pula saudara-saudara emak si Inem hampir semuanya jadi polisi. Malah ada yang jadi agen kelas satu. Dan pak Inem sendiri pun pernah jadi polisi dan dipecat karena menerima suapan.
Part I
Sumber Buku Cerita Dari Blora
Pramoedya Ananta Toer — 1994
1 Komentar
Gambling on 'blackjack' is never easy | jtmhub.com
BalasHapusIn one game, players 이천 출장안마 attempt to play two cards: one blackjack. 여수 출장안마 This is a gambling strategy game 광명 출장마사지 where you are 부산광역 출장마사지 dealt two cards (either face-up or 경주 출장샵