Tidak ada kata-kata pada kalimat yang menyembunyiakan makna, ia akan selalu hidup, walaupun keberadaannya terhalangi oleh tanda koma, petik dan titik.

Setiap kata demi kata, setiap kalimat demi kalimat, ia akan selalu keterkaitan dalam situasi dan kondisi apa pun, ia tak akan pernah mati, jika para pembaca masih berusaha untuk mencari.

Kata-kata dapat berbicara, mengeraskan makna pada suatu kondisi yang mencekam, membisingkan dan membosankan, ia akan tetap berlari bersama mencapai tujuan.

Kata-kata penuh dengan setrategi dalam medan peperangan melawan habis-habisan sisa-sisa Imperialisme, sisa-sisa Feodalisme, dan sisa-sisa Kolonialisme.

Kata-kata akan mati dengan sendirinya, jika semangat juang pendekar pena telah hanyut dalam asmara bergelora, tak akan lagi punya daya, imanjinasi, pikiran dan tenaga.

Menjadi kata-kata adalah soal keberanian
Keberanian untuk menulis dalam setiap waktu

Kata-kataku masih hidup
Sebagaimana Tan Malaka menulis jejaknya dalam melawan belanda.

Kalimatku sudah tersusun rapi
Sebagaimana Novel Bumi manusia karya Pramoedya Ananta Toer tak pernah mati

Tidak ada titik dalam catatan ku
Hanya ada keabadian sabda catatan seorang demonstran Soe Hoek Gie

Karya : M. Andrea