Materi 4
 (NILAI DASAR PERGERAKAN) 
A. Definisi NDP
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman, seperti kemerdekaan (al-hurriyyah), persamaan (al-musawa), keadilan ('adalah), toleran (tasamuh), damai (al-shuth), dan ke Indonesiaan (pluralisme suku, agama, ras, pulau, persilangan budaya) dengan kerangka paham ahlussunah wal jama' ah yang menjadi acuan dasar pembuatan aturan dan kerangka pergerakan organisasi.
Sedangkan, dalam melakukan pergerakan dan untuk mencapai tujuan, tentunya tidak semudah membalikkan tangan. Sebuah pondasi harus kita bangun terlebih dahulu, sebelum mendirikan tembok. Pondasi inilah yang nantinya akan menjadi sandaran, kuat atau tidaknya tembok itu berdiri, tergantung kuat atau tidaknya pondasi yang dibangun. Begitu pula jika dalam melakukan pergerakan, wajib mempunyai pondasi sebagai pijakan untuk melangkah, dan pondasi tersebut haruslah mempunyai nilai agar langkah pergerakan yang dilakukan tidak mudah roboh.
Dibawah ini dapat di rincikan dari pengertian Nilai Dasar Pergerakan itu sendiri, yakni:

Nilai
Dasar
Pergerakan
Hasil sebuah proses pembelajaran 
Sebuah pondasi
Sebuah tindakan
Sebagai tolak ukur pembelajaran
Awalan untuk berproses
Melakukan sebuah perubahan
Inti dari pembelajaran
Sebagai rujukan/sandaran
Bentuk dari Realisasi Konsep 
Hal yang patut diperjuangkan
Ideologi
Bergerak dinamis

Jadi dapat disimpulkan bahwa Nilai Dasar Pergerakan adalah :
        Nilai mendasar yang harus dimiliki oleh anggota dan Kader PMII dalam melakukan pergerakan dengan kerangka Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai arah aturan serta dorongan dalam melakukan kegiatan-kegiatan ke-PMII-an.
        Pokok pemikiran untuk melakukan suatu tindakan secara dinamis.
        Hasil tolak ukur pembelajaran dari sebuah pemikiran sebagai rujukan atau sandaran untuk melakukan sebuah perubahan.

B.     Fungsi dan Kedudukan NDP
Berdasarkan terminologi dari NDP maupun Rumusan NDP, maka perlu digaris besar bahwasannya fungsi atau urgensi NDP, antaranya diterapkan sebagai:
1.      Kerangka Refleksi
NDP bergerak didalam pertarungan ide-ide. Nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran. Landasan berpikir ini menjadi moralitas sekaligus tujuan dalam mencapai kebenaran.
2.      Kerangka Aksi
NDP bergerak dalam pertarungan kerja-kerja yang nyata, yang akan memperkuat tingkat kebenaran yang faktual. Maka kerangka ini menganjurkan untuk bergerak memperbaruhi rumusan-rumusan kebenaran yang senantiasa berubah seiring berkembangnya zaman.
3.      Kerangka Motivasi
NDP memberikan proses ideologisasi di setiap anggota dan kader, sekaligus memberikan konsep untuk mendorong proses kreatif dalam mengamalkan nilai-nilai pergerakan. Sedangkan kedudukan NDP dalam PMII dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.      NDP menjadi rumusan nilai-nilai yang dimuat dan menjadi aspek ideal serta moral.
2.      NDP menjadi pusat argumentasi menjadi pemicu sekaligus pengikat kebenaran dalam kebebasan berpikir, berucap, dan bertindak.

C.    Rumusan dan Penjelasan NDP
NDP diibaratkan sebagai tali pengikat antara anggota yang satu dengan anggota lainnya. Setiap anggota PMII diharuskan memahami dan mengamalkan apa yang menjadi pedoman dalam melakukan pergerakan. Ada 4  Nilai Dasar Pergerakan yang wajib diketahui oleh seluruh anggota PMII, diantaranya yaitu :
1.      Tauhid
Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama samawi. Didalamnya terkandung hakikat kebenaran manusia. (Al-Ikhlas, AI-Mukmin:25, AI-Baqarah:130-131). Subtansi tauhid;
ü Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya,
ü Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi dati kesadaran dan keyakian kepada haI yang ghaib (AI-Baqarah:3, Muhammad:14-15, AI-Alaq: 4, A l-Isra: 7),
ü Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan nyata lewat tindakan,
ü Dalam memaharni an mewujudkannya pergerakan telah memilih ahlussunah wal jama' ah sebagai metode pemahaman dan keyakinan itu.

2.      Hubungan Manusia dengan Allah (Hablum MinAllah)
Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan menempatkan pada kedudukan yang mulia. Kemuliaan manusia antara lain terletak pada kemampuan berkreasi, berfikir dan memiliki kesadaran moral. Potensi itulah yang menempatkan posisi manusia sebagai khalifah & hamba Allah. Dan keduanya harus dilakukan secara bersamaan, sebab jika memilih salah satu, maka akan membawa manusia pada kedudukan yang tidak sempurna. (AI-Anam:165, Yunus: 14.)
Dengan cara mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, kita bisa menjaga hubungan baik dengan Allah SWT. Semua hal itu harus dilakukan sebagai wujud bahwa kita yakin dan percaya terhadap ke-Esa-an dan kebesaran Allah SWT.


3.      Hubungan Manusia dengan Manusia (Hablum MinanNas)
Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia. Tidak ada yang lebih utama antara yang satu dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya (AI-Hujurat:13). Pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat yang dijiwai oleh sikap kritis dalam kerangka religiusitas. Hubungan antara muslim dan non-muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan keyakinan terhadap kebenaran universalitas Islam.

4.      Hubungan Manusia dengan Alam (Hablum Minal’Alam)
Alam semesta adalah ciptaan Allah. Allah menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga tauhid meliputi hubungan manusia dengan alam (As-Syura: 20). Perlakukan manusia dengan alam dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan dunia dan akhirat.

Jadi manusia harus mentransendentasikan segala aspek kehidupan manusia. NDP yang digunakan PMII dipergunakan sebagai landasan teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku. Dari dasardasar pergerakan tersebut muaranya adalah untuk mewujudkan pribadi muslim yang bertaqwa kepada Tuhannya, pribadi yang taat dan patuh kepada Allah-nya, pribadi yang saling perhatian antar sesamanya serta pribadi yang tanggap terhadap lingkungan maupun alamnya. Sehingga terbentuklah cita-cita sebuah Pergerakan, tujuan manusia yang berjiwa dan berjati diri Ulul Albab.