BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar belakang
Dalam bab ini akan kita uraikan matlamat atau tujuan langsung yang dianggap lebih khusus daripada tujuan tertinggi. Dapat kita bagi tujuan-tujuan dekat, selanjutnya kita sebut saja matlamat, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Yang dimaksud dengan tujuan umum adalah maksud atau perubahan-perubahan yang dikehendaki yang diusahakan oleh pendidikan untuk mencapainya. Tujuan ini dianggap kurang merata dan lebih dekat dari tujuan tertinggi, tetapi kurang khusus jika dibanding dengan tujuan khusus. Supaya lebih jelas ddapat dikatakan bahwa tujuan tertinggi pendidikaan tidak tergantung kepada institusi pendidikan tertentu, tahap pendidikan tertentu, jenis pendidikan tertentu atau pada masa dan umur tertentu. Sedangkkan pada tujuan umum dan tujuan khusus ia dapat dikaitkan dengan institusi pendidikan tertentu, dan masa atau umur tertentu ilmu pendidikan.
B.      Rumusan masalah
1.    Apa pengertian ilmu Pendidikan Islam?
2.    Apa sajakah komponen ilmu pendidikan Islam?
3.    Apa saja fungsi dari ilmu pendidikan Islam?
4.    Apa saja tujuan dari ilmu pendidikan Islam?
C.     Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui apa itu ilmu pendidikan Islam
2.    Untuk mengetahui apa saja yang termasuk komponen ilmu pendidikan Islam
3.    Untuk mengetahui fungsi dari ilmu pendidikan Islam
4.    Untuk mengetahui apa saja tujuan dari ilmu pendidikan Islam







BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Ilmu Pendidikan
Sebelum mendefinisikan tentang ilmu pendidikan, terlebih dahulu memahami arti tentang pendidikan. Pendidikan secara sempit dapat diartikan sebagai persekolahan, pengajaran yang diselenggarakan oleh sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak yang diserahkan kepada sekolah agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial. Sedangkan secara luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan hidup dan sepanjang hidup.
Ilmu Pendidikan adalah ilmu yang secara sistematis yang mempelajari interaksi sosial budaya antara peserta didik sebagai subjek dan pendidik dalam rangka untuk kemandirian peserta didik.  Atau dengan definisi yang lain seperti Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem tentang pengetahuan yang diperoleh dari riset. Setiap ilmu terbentuk dari beberapa konsep yang merupakan bagian dari isi ilmu. Unsur-unsur dari ilmu pendidikan berupa konsep-konsep tentang variabel pendidikan,dan juga skema konseptual tentang komponen-komponen pendidikan.
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang normatif karena berdasarkan atas pemilihan antara yang baik dan yang tidak baik untuk anak khususnya dan manusia pada umumnya. Ilmu pendidikan juga merupakan ilmu pengetahuan praktis karena, yang diuraikan didalam ilmu itu dilaksanakan didalam kegiatan pendidikan.[1]
B.     Komponen Ilmu Pendidikan
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang meiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diaktan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.
                   Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 4 komponen, yaitu 1. tujuan pendidikan, 2. peserta didik, 3. pendidik, 4. isi pendidikan dan 5. konteks yang mempengaruhi suasana pendidikan. Berikut akan diuraikan satu persatu komponen-komponen tersebut.

1. Tujuan Pendidikan
                   Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan danpendidik dalam suatu masyarakat .
                   Adapun tujuan pendidikan Islam itu sendiri identik dengan tujuan Islam sendiri. Tujuan pendidikan Islam adalah memebentuk manusia yang berpribadi muslim kamil serta berdasarkan ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah QS. Ali Imran ayat 102.
                   Mengenai tujuan pendidikan, menurut Klaus Mollenhaver yang memunculkan “Teori Interaksi” menyatakan bahwa “di dalam pendidikan itu selalu ada (dijumpai) mengenai masalah tujuan pendidikan”.
2. Peserta Didik
                   Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong 1981 mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar belakang budaya masyarakat peserta didik ? bagaimanakah tingkat kemampuan anak didik ? hambatan-hambatan apakah yang dirasakan oleh anak didik disekolah ? dan bagaimanakah penguasaan bahasa anak di sekolah ?
                   Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tangggung jawab pada anak dididk.
3. Pendidik
                   Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja.. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang termasuk kategori pendidik adalah 1) orang dewasa, 2) orang tua, 3) guru/pendidik, dan 4) pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin keagamaan.
a. Orang Dewasa
                   Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa , yakni: (1) manusia yang memiliki pandangan hidup prinsip hidup yang pasti dan tetap, (2) manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu, termasuk cita-cita untuk mendidik, (3) manusia yang cakap mengambil keputusan batin sendiri atau perbuatannya sendiri dan yang akan dipertanggungjawabkan sendiri, (4) manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara konstruktif dan aktif penuh inisiatif, (5) manusia yang telah mencapai umur kronologs paling rendah 18 th, (6) manusia berbudi luhur dan berbadan sehat, (7) manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga, dan (8) manusia yang berkepribadian yang utuh dan bulat.
b. Orang Tua
                   Kedudukan orang tua sebgai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pedidik utama dan yang pertama dan berlandaskan pada hubungan cinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka.
c. Guru/Pendidik di Sekolah
                   Guru sebagai pendidik disekolah yang secara lagsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasrkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yangingin disampaikan maupun cara penyampainannya, dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
                   Selain orang dewasa, orang uta dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagaam sebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4. Isi Pendidikan
                   Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/bahan yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Isi pendidikan berkaitan dengan tujuan pendidikan, dan berkaitan dengan manusia ideal yang dicita-citakan.
                   Untuk mencapai manusia yang ideal yang berkembang keseluruhan sosial, susila dan individu sebagai hakikat manusia perlu diisi dengan bahan pendidikan.
Macam-macam isi pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril, pendidikan estetis, pendidikan sosial, pendidikan civic, pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan dan peindidikan jasmani.
5. Konteks yang Memepengaruhi Suasana Pendidikan
a. Lingkungan
                   Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan lingkungan kebudayaan yang terdiri dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial politis, lingkungan sosial.
b. Sarana
                   Sarana atau media pendidikan berguna untuk membantu dalam proses pendidikan sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan.
c. Metode
                   Metode dimaksudkan sebagai jalan dalam sebuah transfer nilai pendidikan oleh pendidik kepada peserta didik. Oleh karena itu pemakaian metode dalam pendidikan Islam mutlak dibutuhkan.
d. Sistem/Kurikulum
                   Sistem pembelajaran yang baik akan semakin menambah peluang untuk berhasilnya sebuah pendidikan.
                   Keseluruhan komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.[2]
C.     Fungsi Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan memiliki banyak kegunaan di  berbagai bidang antara lain:
1.      Kegunaan ilmu pendidikan bagi ilmu dan teknologi
Memberikan sumbangan teoritis terhadap perkembangan ilmu-ilmu sosial atau ilmu-ilmu tingkah laku, seperti memperluas konsep-konsp ilmiah yang berkenaan dengan kehidupan sosial atau pola tingkah laku manusia.

2.      Kegunaan bagi filsafat
Berkembangnya kritik pendidikan dari para filosof akan mendorong lahirnya filsafat ilmu pendidikan. Selanjutnya akan mendorong munculnya kajian-kajian yang intensif dan ekstensif terhadap konsep ilmiah pendidikan. Sehingga melahirkan perbaikan konsep-konsep ilmiah pendidikan secara signifikan.
3.      Kegunaan bagi praktek pendidikan
Konsep yang dihasilkan dari ilmu pendidikan memberikan upaya dalam peningkatan kelancaran dan keberhasilan praktek pendidikan, baik dalam pengelolaannya maupun kegiatannya. Seperti dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada pendidik dalam kegiatan belajar mengajar.[3]
D.    Tujuan Ilmu Pendidikan Islam
1.    Dilihat dari segi cakupan atau ruang lingkupnya, tujuan pendidikan dapat dibagi dalam enam tahapan sebagai berikut.
a.                 Tujuan pendidikan islam secara universal dapat dirujuk pada hasil kongres sedunia tentang pendidikan islam yang artinya sebagai berikut.
“Bahwa pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh,dengan cara melatih jiwa, akal pikiran, perasaan, dan fisik manusia. Dengan demikian, pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi manusia, baik yang bersifat spritual, intelektual, daya khayal, fisik, ilmu penggetahuan, maupun bahasa, baik secara perorangan maupun kelompok, dan mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan terletak pada terlaksananya pengabdian yang penuh kepada Allah, baik pada tingkat perseorangan, kelompok maupun kemanusiaan dalam artiyang seluas-luasnya.”
Tujuan pendidikan islam yang bersifat universal ini dirumuskan dari berbagai pendapat para pakar pendidikan, seperti Al-Attas, Athiyahal-Abrasyi, Munir Mursi, Ahmad D. Marimba, Muhammad Fadhil al-Jamali Mukhtar Yahya, Muhammad Quth, dan sebagainya.
b.  Tujuan pendidikan islam secara nasional adalah tujuan pendidikan islam yang dirumuskan oleh setiap negara (Islam). Dalam kaitan ini, maka setiap negara merumuskan tujuan pendidikannya dengan mengacu kepada tujuanuniversal sebagaimana tersebut di atas. Tujuan pendidikan Islam secara nasional di Indonesia, tampaknya secara eksplisit belum dirumuskan, karena Indonesia bukanlah negaraIslam.untuk itu tujuan pendidikan Islam secara nasional dapat dirujuk kepada tujuan pendidikan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut.
“Membentuk manusia beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, ketrampilan, sehat jasmani, dan rohani, memiliki rasa seni, serta bertanggung jawab bagi masyarakat, bangsa, dan negara.”
c.    Tujuan pendidikan Islam secara institusional adalah tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh masing-masing lembaga pendidikan Islam, mulai dari tingkat taman kanak-kanak atau raudhotulathfal, sampai dengan perguruan tinggi.
d.   Tujuan pendidikan Islam pada tingkat program studi (kurikulum) ialah tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan program studi
e.    Tujuan pendidikan Islam pada tingkat mata pelajaran yaitu tujuan pendidikan yang didasarkan pada tercapainya pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran Islam yang terdapat pada bidang studi atau mata pelajaran tertentu.
f.     Tujuan pendidikan Islam pada tingkat pokok bahasan yaitu tujuan pendidikan yang didasarkan pada tercapainya kecakapan (kompetensi) utama dan kompetensi dasar yang terdapat pada pokok bahasan tersebut.
g.      Tujuan pendidikan Islam pada tingkan subpokok bahassan yaitu tujuan pendidikan yang didasarkan pada tercapainya kecakapan (kompetensi) yang terlihat pada indikator-indikatornya secara terukur.[4]
2.    Tujuan pendidikan Islam menurut Dr. Zakiah Daradjat
a.    Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.
b.    Tujuan akhir adalah pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnyya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula.
c.    Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
d.   Tujuan oprasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan ssejumlah kegiatan pendidikan tertentu.suatu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan oprasional.[5]





















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Ilmu pendidikan adalah ilmu yang normatif karena berdasarkan atas pemilihan antara yang baik dan yang tidak baik untuk anak khususnya dan manusia pada umumnya. Ilmu pendidikan juga merupakan ilmu pengetahuan praktis karena, yang diuraikan didalam ilmu itu dilaksanakan didalam kegiatan pendidikan
2.      Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 5 komponen, yaitu 1. tujuan pendidikan, 2. peserta didik, 3. pendidik, 4. isi pendidikan dan 5. konteks yang mempengaruhi suasana pendidikan
3.      a. Kegunaan ilmu pendidikan bagi ilmu dan teknologi
b. Kegunaan bagi filsafat
c. Kegunaan bagi praktek pendidikan
4.      Tujuan pendidikan Islam menurut Dr. Zakiah Daradjat
a.     Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik    dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.
b.    Tujuan akhir adalah pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnyya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula.
c.     Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
d.    Tujuan oprasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan ssejumlah kegiatan pendidikan tertentu.suatu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan oprasional





DAFTAR PUSTAKA


Nata,Abuddin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2012)
Uhbiyati, Nuri, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997)




                                     
[3] Redja Mudyaharjo, Filsafat Ilmu Pendidikan suatu pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002, hlm. 192.


[4] Abuddin Nata,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm.61.
[5] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:Pustaka Setia, 1997), hlm.41