Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang disingkat dengan PMII merupakan organisasi dengan jumlah kader terbesar di Indonesia. PMIi memiliki tujuan mulia yaitu menciptakan kader yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmnen memperjungkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. PMII memiliki struktur kepengurusan dari pusat hingga organisasi terkecil. Secara berturut-turut mencakup Pengurus Besar (Nasional), Pengurus Koordinator Cabang (Provinsi), Pengurus Cabang (Kabupaten/ Kota), Pengurus Komisariat (Perguruan Tinggi), hingga Pengurus Rayon (Fakultas). Dalam pembahasan analisis SWOT ini, saya akan mencoba menganalisis kondisi Komisariat Sunan Giri yang menaungi Mahasiswa Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro.

PMII Sunan Giri terdiri dari 3 Rayon yang memiliki kader banyak dan menyebar di berbagai Fakultas. Rayon-rayon tersebut diataranya Rayon Raden Paku (Fakultas Tarbiyah),  Rayon Syariah (Fakultas Syariah) dan Rayon Adab (FakultasAdab). PMII Sunan Giri memiliki LSO (Lembaga Semi Otonom) di dalam LSO terdapat beberapa minat dan bakat untuk para kader di masing-masing rayon, diantaranya Jurnalistik, Musik, dan Skil kreatifitas. Dari pengembangan kaderisasi jurnalistik, bahwa kader memahami betul konteks menulis untuk menjadi promotor Literasi di dalam organisasi, para jurnalis yang bergabung di LSO akan membuat buletin terkait perkembangan kaderisasi yang berada di PMII Sunan Giri dan diterbitkan dalam setiap dua bulan sekali.

Dari segi Kaderisasi PMII Sunan Sunan Giri, bahwa kaderisasi Formal Mapaba dilaksanakan oleh masing-masing Rayon, baik Rayon Raden Paku, Syariah dan Adab. Pada setiap tahun jumlah anggota bertambah, seperti Mapaba tahun 2017 peserta dari Rayon Raden Paku berjumlah 50 Mahasiswa, Rayon syariah 35 Mahasiswa dan Rayon Adab 25 Mahasiswa, dari masing-masing Rayon juga mempunyai agenda mingguan dan bulanan, seperti Diskusi Fakultatif, Diskusi buku bacaan, Ziarah wali dan khataman Qur'an. Lantas dengah begitu banyak para anggota peserta Mapaba, akan semakin sulit juga untuk menentukan sebuah pengawalan dari masing-masing Pengurus Rayon. Disisi lain para alumni Mapaba mempunyai kegiatan lain, seperti terlibat jadi Guru sekolah, UKM, HMP, HMF dan BEM, belum lagi kegiatan rumah.

Kaderisasi Formal PMII merupakan kaderisasi yang tidak boleh ditinggalkan dari setiap Mahasiswa yang bergabung diPMII waktu proses berlangsung, apalagi ketidak aktifan diwaktu follow Up nya, Mahasiwa yang baru saja ikut Mapaba (Masa penerimaan Anggota Baru), alangkah baiknya tidak aktif di dalam salah satu Intra kampus, karena bisa mencidrai prosesnya di PMII, lebih baik lagi akif di intra maupun ekstra, tapi itu tidak mungkin, di tahun 2018 banyak anggota PMII yang aktif di dalam Organisasi Intra kampus seperti UKM Pramuka, para alumni anggota PMII akan lebih aktif di dalam pramuka dibandingkan dengan PMII. Lebih parah lagi jika dari para pengurus Rayon tidak terlibat aktif di dalam masing-masing organisasi Intra tersebut, maka mereka tidak bisa mengontrol dari perkembangan proses anggota PMII.

Distribusi Kader Di dalam Organisasi Internal Kampus.
Kader PMII akan lebih kuat secara pengalaman dan emosionalnya dibandingkan anggota PMII, Mahasiswa dikatakan anggota PMII, jika ia sudah mengikuti jenjang kaderisasi formal Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), dan Mahasiswa yang mengikuti Mapaba dan PKD akan mendapatkan gelar Kader Mujahid. Maka prlunya distribusi kader dilakukan di dalam Organisasi Intra Kampus untuk memberi peran dan peluang para kader-kader yang berpotensi, selebihnya mempermudah dalam rekruitmen para anggota-anggota baru untuk bergabung di PMII, Kader Mujahid akan selalu siap untuk berperang di dalam medan kampus atau tempat yang sangat strategis, karena proses kader lebih lama dibandingkan Anggota Mu'taqid, secara Ilmu dan pengalaman lebih mendominasi kader dari pada anggota. Di kampus sendiri terdapat 7 UKM yang seharusnya dijadikan medan strategis oleh para pengurus Rayon yang sedang duduk disemester lima, para pengurus Rayon bisa mendistribusikan para kader-kadernya yang telah lulus mengikuti Pelatihan Kader Dasar.

Pola Kaderisasi Komisariat tahun 2018.
Dalam pengembangan Kaderisasi para Mahasiswa yang telah lulus mengikuti PKD, akan diharapkan lebih menjadi kader penggerak dan generasi intelektual di tahun akan datang, maka kaderisasi Pasca PKD kami buat berdasarkan minat dan bakat para kader. Ada 3 Macam Study di dalam pengembangan kader, diantaranya Study Menulis dan Membaca, Advokasi dan Fasilitator.

- Study Menulis dan Membaca
Kader-kader PMII yang pasca mengikuti Follow Up akan memilih dari salah satu study atau berdasarkan kemampuan dan kesuka relaan mereka. Pengembangan Study Menulis dan Membaca merupakan kegiatan positif yang harus dimiliki dari setiap Kader, untuk menciptakan kader Intelektual Organik dan menciptakan sejarah baru bagi internal PMII, disisi lain para kader PMII yang suka membaca dan menulis akan menajadi bagian dari anggota Lembaga Semi Otonom (LSO) kususnya di pembuatan Buletin yang diterbitkan setiap 2 bulan sekali.

-Study Advokasi
Di dalam konsep PKD yang telah dibuat tahun 2018 tidak Manajemen Aksi (Turun Jalan) yang lebih kami tekankan, tetapi bagaimana para peserta PKD mampu menggali sebuah data valid dari realitas sosial di masyarakat, maka dalam waktu PKD disisikan sehari untuk melaksanakan Observasi terkait perkembangan ekonomi, budaya, sosial dan politik dimasyarakat. Disisi lain mereka akan juga dilibatkan dalam mengontrol penuh kebijakan-kebijakan Kampus yang sekiranya menyeleweng dari keinginan Mahasiswa.

-Study Fasilitator
Study Fasilitator lebih mendorong para kader untuk melihat sebuah realitas sosial disekelilingnya, kususnya internal PMII, loyalitas kader akan dibangun dengan melihat kultur sosial dan budaya yang selama ini sudah dibangun oleh para senior terdahulu, maka kader yang mampu bergerak dan berkontribusi terhadap PMII sepenuhnya, apapun yang dipunya, jika ada dari kader-kader lain lebih membutuhkan, selebihnya memfasilitasi para anggota-anggota PMII di dalam hal yang positif dan bisa membangun karakter anggota lebih baik.

Pengembangan kaderisasi tersebut merupakan ide dan gagasan baru yang harus dibangun bersama ketiga Rayon, supaya tujuan dan cita bisa tercapai, dan juga pengurus Rayon harus siap secara mental dan emoasional dalam mengawal para kader-kader barunya di dalam dinamika hari ini, realita lapangan bahwa kader-kader baru sering menghilang tanpa ada komunikasi dari pihak pengurus Rayon. Pengurus Rayon hendak membuat sebuah kebijakan internal dalam mengatur system pengkaderan, baik distribusi kader, maupun yang aktif dalam kaderisasi internal PMII sendiri.

Penulis : @abhyandre
Tugas : Memenuhi Persyaratan sebagai Peserta PKL  2018 PC PMII Bojonegoro