KEMBALIKAN KHITOH KONFERCAB 2018 KE KADERISASI PMII

Pada tanggal 20-22 Desember 2018 akan datang Pengurus Cabang PMII Bojonegoro akan melaksanakan Konfercab di Pondok Pesantren Wasilatul Huda Ds. Dukoh Kidul Kec. Ngasem Kab. Bojonegoro.

Konfercab yang akan digelar selama tiga hari berturut-turut bisa menghasilkan ide dan gagasan baru Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, dilevel Cabang, Komisariat dan rayon di bojonegoro. Konfercab yang akan dihadiri beberapa kader perwakilan dari masing-masing Komisariat dan Rayon se-bojonegoro. Dengan semaraknya hari Konfercab akan segera digelar, telinga sudah mulai dikelabui berbagai macam warna suara, karena kerasnya kontestasi politik.

Faktanya dinamika Konfercab tahun kemarin masih memakai benang merah yang mengarah pada kontestasi politik dalam merebutkan kursi tertinggi sebagai mandatari Ketua Umum Cabang Bojonegoro, tidak hanya itu dinamika mendekati Konfercab juga terasa panas dan dingin, terkait berbagai Isu yang selalu dilontarkan ke publik kususnya Internal Organisasi, untuk memancing rivalitas agar tidak terasa nyaman dan aman, biasanya ada penculikan, culik ketua-ketua komis dan rayon yang mempunyai hak suara sekaligus hak pilih di dalam forum, itulah biasanya yang dilakukan oleh para calon bergriliya untuk mencoba koalisi, diplomasi dan konsolidasi.

Kalau sudah masuk pada orientasi politik, tentu dari masing-masing kontestan akan melakukan apa pun yang diinginkan supaya mendapatkan suara terbanyak, disini sudah berbicara mana lawan dan kawan, mana kubu timur dan mana kubu barat, kalau kubu timur dengan teori Hasan Hanafinya, kalau Barat dengan teori Karl Marxnya (hehe), lalu siapa yang diuntungkan dan dirugikan, biasanya juga sampai pada tahap kontrak politik, seumpama Ketua Umum dari kampus A, Sekretaris Umum dari Kampus B, Ketua Satu dari kampus C, lebih-lebihnya melihat posisi strategis di dalam Badan Pengurus Harian Cabang, walaupun endingnya hanya titip nama.

Berdasarkan pengalaman dan analisis sosial politik, kontestasi politik Konfercab tidak hanya dilakukan oleh para kader-kader Organisasi yang masih aktif dan militan, dari senioritas dimasing-masing kampusnya juga ikut andil dalam merebutkan dengan dalih Ta'dzim dan menerima Intruksi. Kalau pun ada senioritas yang seperti itu, tidak sepantasnya untuk selalu diikuti pola pikir, komunikasi dan karakternya, ambil Ilmu dan hikmahnya, menurut penulis hal itu sangat membunuh karakter kader karena tidak sesuai dengan Tujuan PMII, jika kader PMII hanya menerima Intruksi dan kemudian dijalankan tanpa mempertimbangkan benang hijau koordinasi, maka tidak beda jauh antara buruh dan majikan, padahal secara garis besarnya Kader PMII Cakap dan tanggap tidak hanya diam dan patuh terhadap dawuh dengan dalih lagi tak openi, tak ayomi, kopini lan tak roko.i, Ingat ada jalan yang lebih mulia untuk meraih titik puncak kemerdekaan bukan malah penindasan.

PMII merupakan Organisasi pengkaderan denga basis keilmuan dan kecakapan terhadap realitas sosial yang selayaknya dijaga bersama demi mewujudkan kemerdekaan secara kaffah, kebebasan dalam Metodologi berpikir dan bergerak demi cita-cita dari seorang kader, dalam arti kebebasan tidak keluar dari kaidah tujuan PMII itu tersendiri, jadi kader PMII harus selalu bergerak, tidak boleh berhenti sebelum Pergerakan menjadi Perhimpunan.

Hemat penulis Konfercab adalah forum tertinggi dilevel cabang untuk menumbuhkan kader-kader baru yang membawa ide dan gagasan baru dalam mewujudkan idealisme berproses dan memperbaiki kultur kaderisasi Komisariat dan Rayon sekaligus pendistribusian kader yang berpotensi, perlu kita pahami bersama bahwa umur PMII di bojonegoro sudah berkepala dua lebih, masa masih saja kepoin game hago berik-berik-an kaya kambing, dengan kambing yang banyak ia menang, kambing yang sedikit selalu kalah, sampai pada bapak dan ibuk kambing ikut tanding, oleh sebab itu marilah kita kembalikan marwah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ke idealnya sebagai Organisasi yang mampu memproduksi kader-kader pilihan dalam bidang keilmuan, kemampuan minat dan bakat, jika memang Konfercab sebagai kompetisi ide dan gagasan bukan kontestasi politik perebutan jabatan, maka silahkan bertarung secara sehat, biarlah kader-kader terbaik yang memilih untuk sosok pemimpin masa depan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Bojonegoro.

Penulis : M. Al-Ghifary