BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Banyaknya orang yang belum mengetahui bagaimana
sejarah tentang Negara Arab sebelum menjadi Negara Islam.Dan juga riwayat hidup
serta jihad-jihad Nabi Muhammad SAW. Hal
ini menyebabkan kami untuk membuat sebuah makalah yang membahas tentang sejarah
Arab pra islam, riwayat hidup, perjalanan dakwah, dan jihad-jihad beliau Nabi
Muhammad SAW guna untuk menambah pengetahuan kepada para pembaca makalah ini.
Pada zaman modern ini orang lebih suka membaca komik, hanya sedikit orang saja
yang mau membaca sejarah-sejarah dan kisah Nabi Muhammad SAW.
Secara umum banyak sejarah yang membahas tentang
Jazirah Arab dan kisah-kisah tentang Nabi Muhammad SAW. Namun dalam makalah ini
kami hanya akan menjelaskan tentang Arab
pra islam dan sekitarnya, masa Muhammad di Mekkah, masa Muhammad di Madinnah,
dan Kegigihan dan konsep Muhammad dalam jihad dinnil islam.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
kondisi Arab sebelum menjadi Negara Islam ?
2. Bagaimana
kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW ?
3. Apa
sajakah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada saat di Mekkah dan di Madinnah ?
4. Seperti
apakah jihad Nabi Muhammad ?
C.
Tujuan
1. Memberikan
informasi tentang Negara Arab sebelum islam
2. Untuk
lebih mengetahui tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW
3. Memberikan
informasi tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW
4. Untuk
mengetahui hal-hal apakah yang membuat Nabi gigih dalam jihad
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Arab
Pra Islam dan Realitas Sekitarnya
1.
Keadaan
Geografis Jazirah Arab
Jazirah
ditinjau dari segi bahasa berarti pulau sedangkan Arab berarti gurun atau tanah
tandus yang tidak ada air dan tumbuhannya. Sehingga tanah yang di sebelah barat
berbatasan dengan Laut Merah, sebelah timur berbatasan dengan teluk Arab dan
Irak Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arab dan di utara
berbatasan dengan negara-negara Syam ini disebut Jazirah Arab. Begitu pula
penduduk yang tinggal di daerah ini, mereka disebut Orang Arab.[1]Jazirah
Arab terbagi atas dua bagian,[2]
tengah dan tepi.Bagian tengah terdiri dari pegunungan yang tandus karena jarang
turun hujan. Sehingga penduduknya sedikit yang hidup mengembara untuk mencari
padang yang ditumbuhi rumput sebagai tempat menggembala ternaknya. Penduduk
yang mendiami Jazirah Arab bagian tengah ini disebut Badui.Hewan ternak
menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan mereka.[3]
Jazirah Arab bagian tepi bagaikan
pita kecil yang melingkari Jazirah tersebut.Di bagian tepi ini hujan relatif
teratur, sehingga daerahnya lumayan subur.Oleh karena itu penduduknya tidak
mengembara.Mereka mendirikan kota-kota, kerajaan-kerajaan dan sempat membina
kebudayaan.Oleh sebab itu mereka disebut “Ahl al-Hadar” (Penduduk
Negeri).Medan Jazirah Arab sangat berat karena terdiri dari gurun pasir dan
pegunungan yang tandus dan di bagian tengah terdapat orang badui yang pemberani
dan memiliki solidaritas kesukuan yang kuat.Keadaan yang demikian ini merupakan
benteng yang kuat dari invasi negara asing.Sehingga penduduk Jazirah Arab sejak
dulu merupakan orang-orang yang bebas merdeka di semua sisi kehidupannya.Meskipun
mereka berdampingan dengan dua imperium besar, Romawi dan Persi.Kemudian karena
letak geografisnya yang demikian, daerah utara dan selatan Jazirah Arab
merupakan tempat lalu-lalangnya bangsa asing.Sehingga daerah tersebut menjadi
pusat perdagangan, kebudayaan, keagamaan dan seni.
2. Komposisi Penduduk
Para
ahli sejarah membagi penduduk Jazirah Arab berdasarkan silsilah menjadi tiga
golongan, yaitu:
1. Al-Arab al-Baidah, yaitu penduduk Jazirah Arab masa
lampau yang tidak mungkin bisa dijelaskan secara rinci, seperti: Kaum ‘Ad
Thamud, dan lain-lain.
2. Al-‘Arab al-‘Aribah, yaitu penduduk Jazirah Arab
keturunan Ya’rib bin Yashjib bin Qahtan. Golongan ini dikenal dengan sebutan Qahtaniyah,
mereka berasal dari Yaman.
3. Al-‘Arab al-Musta’rabah, yaitu penduduk Jazirah Arab
keturunan Nabi Isma’il AS. Golongan ini biasa disebut Al-‘Adnaniyah.
Mereka berasal dari Irak.
‘Adnaniyyun mendiami wilayah utara sementara
itu Qahtaniyyun menguasai wilayah selatan.Akan tetapi kedua golongan ini
lama-kelamaan membaur dengan adanya migrasi antara keduanya.[4]
3. Sistem Kekuasaan dan Pemerintahan
Di Jazirah Arab terdapat dua
golongan penguasa; Raja yang bermahkota dan Raja yang tak bermahkota.Raja yang bermahkota
ini tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap penduduk Jazirah Arab, mereka hanya
berkuasa di pinggiran Jazirah Arab.Pada hakekatnya yang berkuasa penuh secara
mandiri adalah Raja yang tak bermahkota, yaitu para kepala kabilah (clan)
dan kepala suku (tribe).Mereka memiliki kekuasaan penuh dan memiliki
keistimewaan seperti raja.[5]Sedang
di daerah Hijaz yang berkuasa penuh adalah Isma’il AS dan keturunannya ‘Adnaniyyun).Sementara
itu penduduk Jazirah Arab yang ada di pedalaman dan jauh dari kekuasaan para
Raja tersebut memiliki kebebasan penuh.
4. Keadaan Politik dan Sosial Budaya
Tiga daerah yang berbatasan dengan
daerah asing, masyarakatnya dalam keadaan sangat kacau.Para penguasa tidak
memikirkan kesejahteraan raktaynya.Mereka hanya menuruti hawa nafsunya
belaka.Kedaliman terjadi di mana-mana.Mereka tidak bisa mengeluh tapi tidak
mampu melawan.Penduduk terbagi menjadi dua; “tuan” dan “hamba”. “tuan” -meski
orang asing- selalu berlaku sewenang-wenang terhadap “hamba”. Sementara itu
masyarakat yang ada di pedalaman juga tidak kalah kacau.Sering terjadi
pertikaian bahkan pertumpahan darah di antara mereka.Sikap ini nampaknya sudah
mendarah daging.Dalam masyarakat yang suka berperang, nilai wanita sangat
rendah.[6]Akibat
peperangan yang terus menerus, kebudayaan mereka tidak berkembang.Karena itu,
bahan-bahan sejarah Arab pra Islam sangat langka.
5. Kepercayaan
Pada mulanya sebagian besar penduduk
Jazirah Arab memenuhi seruan dakwah Nabi Isma’il AS yang mengajak mereka untuk
mengikuti agama Ayahnya, yaitu Ibrahim AS.Mereka menyembah Allah SWT dan
mengesakannya.Namun dengan berjalannya waktu dan lamanya masa fatrah,
mereka mulai mencampur adukkkan antara yang hak dan bathil.Maka masuklah ajaran
kemusyrikan dan mereka mulai menyembah berhala.Akhirnya berkembanglah polytheisme.
Orang yang yang pertama
memperkenalkan berhala kepada bangsa Arab adalah ‘Amr bin Lu’ai bin Qam’ah.
Mula-mula is pergi ke Syam. Di sana dia mengetahui bahwa penduduk Syam banyak
yang menyembah berhala. Merasa tertarik dengan berhala yang disembah oleh
penduduk Syam, iapun minta satu berhala.Permintaan ini dipenuhi oleh penduduk
Syam. Dia diberi satu berhala yang diberi nama hubal. Selain itu banyak pula
ajaran dan kepercayaan yang menyimpang dari ajaran tauhid yang yang mula-mula
mereka peluk, di antaranya adalah:
1. Keputusan ketika mereka hendak
melakukan suatu kegiatan seperti bepergian, menikah atau lainnya ditentukan
dengan cara undian. Apabila yang keluar “ya” maka dia akan melakukannya. Akan
tetapi kalau yang keluar “tidak ” maka mereka tidak akan melakukannya.
2. Mereka mempercayai apa yang
dikatakan oleh para Peramal nasib dan Ahli Nujum
3. Tiyarah (menganggap akan tertimpa sial).
Anggapan ini bermula ketika mereka mendatangi burung atau kijang saat akan
melakukan suatu pekerjaan. Ketika burung/kijang yang didatangi lari kearah
kanan berarti pertanda baik. Apabila larinya ke sebelah kiri berarti pertanda
buruk.
Meski mereka sudah banyak melakukan
penyimpangan, namun sebagian ajaran Nabi Ibrahim AS masih mereka pegang teguh,
dantaranya adalah:
1. Pada saat ihram mereka tidak masuk
dari rumah melalui pintu belakang.
2. Mereka berkata bahwa orang yang
datang dari tanah halal sebaiknya tidak makan makanan yang dibawa dari tanah
halal apabila mereka datang untuk melakukan ibadah haji atau ‘umrah.
3. Mereka mengaku sebagai keturunan
dari Nabi Ibrahim SAW dan yang berhak atas tanah haram.
Pada saat itu orang-orang yang
memeluk agama Yahudi, Nasrani, dan Majusi juga sudah ada.
6. Kondisi Sosiologis
Organisasi dan identitas sosial
berakar pada keanggotaan dalam suatu rentangkomunitas yang luas.Kelompok
beberapa keluarga membentuk kabilah (clan).Beberapa kelompok kabilah
membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang Syeh.Mereka
sangat menekankan hubungan kesukuan sehingga kesetiaan atau solidaritas
kelompok menjadi sumber kekuatan bagi kabilah atau suku.[7]Bahkan
mereka rela mati demi membela kaluarga atau kabilahnya.Mereka juga rela mati
demi membela sukunya.Bahkan di kalangan mereka ada pameo “unsur akhaka doliman
aw madluman”.Mereka suka berperang.Oleh karena itu perang suku sering
terjadi.Dalam masyarakat yang suka berperang nilai wanita sangat rendah.[8]
7. Kondisi Ekonomi
Mata
Pencaharian utama penduduk Jazirah Arab adalah perdagangan.Namun perdagangan
hanya dapat dilakukan pada masa aman yaitu pada “al-Ashhur al-hurum”.
Selain itu ada pula yang berusaha di bidang konveksi, penyamakan kulit, dan
lain lain..Bahkan di pedesaan di daerah pedesaan ada yang berusaha di bidang
pertanian dan peternakan.Wanita-wanita Arab pandai menenun kain.Namun sayang
hasih usaha tersebut kebanyakan digunakan untuk berperang Kemiskinan dan
kelaparan pun terjadi di mana-mana.
B.
Masa Muhammad Di Mekkah
1. Kelahiran Muhammad SAW
Sembilan bulan sudah Aminah
mengandung buah kasih sayangnya dengan ‘Abdullah.Selama itu pula Aminah melewti
hari-hari indah bersama putranya yang masih berada didalam kandungan.Beliau
telah siap sedia untuk menyerahkan hidup dan matinya untuk melindunginya. Lahir
pada hari senin,02 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Aminah tenggelam dalam kebahagiaan
dan beliau segera memerintahkan seseorang untuk memberitahu ‘Abdul muthalib.
‘Wahai ayah, engkau telah
dianugerahi cucu.Datang dan lihatlah Dia”.
Seolah tak ingin berlama-lama,
beliau bergegas menuju tempat Aminah.Sesampainya disana, digendongnya cucu
barunya itu untuk beliau bawa ke Ka’bah.Malam yang begitu tenang dengan selambu
hitamnya menjadi saksi keceriaan pemukia Quraisy itu.Jalan tandus
kekuning-kuningan yang membujur kaku mengantar ‘Abdul Muthalib menuju bangunan
suci yang berada di Kota Mekkah itu.Dihadapan bangunan Ibrahim dan Ismail yang
berdiri kokoh, beliau tidak henti-hentinya memanjatkan rasa syukur pada Allah.
Dalam khidmat doanya, sebuah nama tersirat didalam hati beliau. Muhammad,
itulah nama yang disematkan pada cucu kesayangan yang dipondongnya.[9]
Semasa bayi beliau disusui oleh
tsuwaibah, hamba sahaya Abu Lahab kemudian Halimah binti Abu
Dzu'aib dari sa'ad bin Bakr. Setelah peristiwa pembelahan dada, dia
dikembalikan kepada ibunya. Sesudah sang ayah wafat, sang ibu wafat. Abdul
Muthalib mengasuhnya sampai usia 8 tahun. Pada saat usia itu kakek meninggalkan
Rasulullah begitu cepat. Kemudian sang paman Abu Thalib mengasuh Nabi Muhammad
SAW hingga beliau dewasa. Pada
usia 12 tahun, Abu Thalib membawanya berdagang ke Syam. SetIbanya di Bushra,
beliau bertemu seorang rahib bernama bahira dan diberi kabar ada tanda-tanda
kenabian pada Muhammad. Abu Thalib diminta kembali ke Mekah demi keselamatan
Muhammad dari ancaman para Ahli Kitab. Pada usia 15 tahun, Muhammad turut dalam
perang Fijar dan perjanjian Hilful Fudul antara pihak Quraisy bernama Kinanah
dengan pihak Qais Allan bersama paman-pamannya. Awal remaja, beliau biasa
menggembalakan kambing di kalangan bani Sa'ad dan juga di Mekah dengan imbalan
beberapa dinas. usia 25 tahun, beliau berdagang ke Syam, menjalankan barang
dagangan milik Siti Khadijah. Dua bulan sesudah itu, beliau menikahi khadijah,
seorang wanita terhormat, kaya raya, cantik, dan dari keluarga terpandang yang
berusia 40 tahun. Pada usia 35 tahun, beliau digelari Al Amin, terpilih sebagai
orang yang berhak meletakkan Hajar Aswad ke tempatya, menemukan solusi dari
perselisihan hebat diantara kaum Quraisy.
Nabi Muhammad SAW berada di Mekah
(periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah
diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang
meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan
Surah Makkiyyah. Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah
SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
a.
Keesaan Allah SWT
b.
Hari Kiamat sebagai pembalasan
c.
Kesucian jiwa
d.
Persaudaraan dan Persatuan
2. Strategi Dakwah Rosulallah Periode
Mekkah
Tujuan
dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga
menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran
Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
orang-orang
yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah
binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali
bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya),
Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat
dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu
kecil).
2.
Dakwah
Secara Terang-Terangan
Tahap-tahap
dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
a. Mengundang kaum kerabat keturunan
dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam.
Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan
Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin
Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
b. Rasulullah SAW mengumpulkan para
penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar
Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada
masa dakwah terang-terangan di Mekkah kaum kafir Quraysi yang masuk islam
adalah: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah
bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar
bin Khattab (581-644 M). Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah
yang masuk Islam antara lain:
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi,seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).[10]
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi,seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).[10]
C.
Masa Muhammad Di Madinnah
Pada masa Muhammad di Yastrip
(Madinnah) ada perkembangan islam yang sangat baik karena pada tahun 621 M
banyak orang penduduk Yastrip yang menemui Nabi Muhammad SAW di bukit Akabah
dan pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke
Mekkah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Saat itu mereka tampaknya datang
untuk melakukan haji, tetapi sesungguhnya kedatangan mereka adalah untuk
menjumpai rasulullah SAW dan mengundang mereka agar pindah ke Yatsrib. Mereka
berjanji akan membela dan mempertahankan serta melindungi Rasulullah besert
para pengikut dan keluarganya seperti melindungi keluarga mereka sendiri.
Perjanjian ini disebut Perjanjian Aqabah II. Akhirnya, Rasululah SAW
menyuruhlah sahabat-sahabat Nabi pindah bersama.
Pada saat di Madinnah kaum kafir
Qurays berencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW karena mereka khawatir jika Muhammad
dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib. Pasti Muhammad akan menyerang
kafilah-kafilah dagang Quraisy yang pulang pergi ke Syam. Hal itu akan
mengakibatkan kerugian bagi perniagaan mereka. Dan juga Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut
pindah ke Yatsrib. Dengan cara setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemuda
tangguh sehingga apabila Rasulullah SAW terbunuh, keluarganya tidak akan mampu
membela diri di hadapan seluruh suku Quraisy, kemudian mengepung rumah Nabi SAW
dan akan membunuhnya di saat fajar, yakni ketika Rasulullah SAW akan
melaksanakan sholat Subuh.[11]
Namun rencana-rencana kaum kafir
Qurays tersebut telah diketahui oleh Nabi SAW dan pemuda Qurays terkecoh.Nabi
Muhammad mengelabuhi para kaum kafir Qurays.Pada saat Ali Bin Abi Thalib tidur
disangka oleh kaum kafir itu adalah Nabi Muhammad SAW, mereka menghampirinya
dan ternyata itu adalah Ali Bin Abi Thalib.Nabi Muhammad SAW sudah berangkat
lebih awal dan sudah mengetahu kejahatan itu sebelum para pemuda
Quraisy datang. Mereka mengejar dan menjelajahi seluruh kota untuk mencari Nabi
saw tetapi hasilnya nihil. Kemudian Nabi bersama pengikutnya melanjutkan
perjalanannya menelusuri pantai laut merah.
D.
Kegigihan dan Konsep Muhammad Dalam
Jihad Dinnil Islam
Salah satu yang sangat kurang
dipahami dan dihayati para aktifis muslim adalah bahwa dakwah harus menjadi
warna dominan dalam gerakan kemerdekaan Islam yang mereka usung. Jika bicara soal
gerakan kemerdekaan Islam, yang menonjol terlihat baik oleh kawan atau lawan
biasanya nuansa perlawanan fisik atau jihad bersenjata. Mereka umumnya terlalu
tercelup dengan paradigma bahwa cara yang paling mujarab untuk memerdekakan
Islam adalah jalan senjata alias jihad. Jalan paling pintas untuk memerdekakan
Islam adalah jihad.Dakwah?Terlalu lama.Begitulah umumnya persepsi yang ada di
benak aktifis yang kadung terobsesi jihad.
Padahal jika kita membaca sirah
nabawiyah (sejarah perjuangan Nabi saw), kesan yang lebih kuat muncul dari
sosok Rasulullah dan sepak terjangnya dalam menegakkan Islam adalah pendekatan
dakwah. Jihad yang dilakukan Nabi Muhammad saw terkesan hanya sebagai jalan
darurat dan terakhir jika pendekatan dakwah buntu. Atau sebagai alat untuk
menyingkirkan hambatan dakwah yang membandel.Obsesi Nabi
Muhammad saw dalam memberi hidayah dan mengajak masyarakat untuk masuk Islam
menjadi karakter yang melekat, termasuk saat melakukan jihad fi sabilillah.
Titik awal perjuangan Nabi saw adalah dakwah. Obsesi Nabi saw adalah bagaimana
menemukan cara yang paling sedikit menimbulkan korban tapi paling efektif dalam
menyebarkan hidayah kepada umat manusia.
Pada
saat perang Khaibar juga dilandasi dengan dakwah. Rasulullah saw bersabda pada perang Khaibar:
عن سهل ابن سعد رضي الله عنه قال، قال
النبي صلى الله عليه وسلم يوم خيبر: لأعطين الراية غدا رجلا يفتح على يديه
يحب الله ورسوله ويحبه الله ورسوله ، فبات الناس ليلتهم أيهم يعطى فغدوا كلهم
يرجوه ، فقال: أين علي؟ فقيل يشتكي عينيه، فبصق في عينيه ودعا له فبرأ كأن
لم يكن به وجع، فأعطاه فقال: أقاتلهم حتى يكونوا مثلنا؟ فقال: انفذ على رسلك حتى تنزل
بساحتهم ثم ادعهم إلى الإسلام وأخبرهم بما يجب عليهم فوالله لأن يهدي الله بك
رجلا خير لك من أن يكون لك حمر النعم
Artinya: “Dari Sahal bin Saad ra, Rasulullah saw bersabda pada perang Khaibar: Besok
aku akan serahkan panji perang kepada seorang laki-laki yang Allah akan memberi
kemenangan melalui tangannya, ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah dan
Rasul-Nya juga mencintainya. Pada malam harinya, seluruh pasukan
kasak-kusuk menebak siapa yang akan beruntung dan masing-masing berharap
dirinya yang akan terpilih. Esoknya, Rasulullah saw bertanya: Mana Ali? Ada
yang menjawab: Dia sedang sakit mata ya Rasulullah. Lalu Rasulullah
saw meludahi kedua matanya dan mendoakannya, setelah itu matanya langsung
sembuh seperti tak ada bekas sakit. Kemudian Rasulullah saw menyerahkan panji
perang kepadanya”.
Ali bin Abi Thalib ra bertanya: Apakah aku diperintahkan untuk
memerangi mereka agar menjadi seperti kita semua? Rasulullah saw
menjawab: Berangkatlah dengan senyap, hingga engkau mencapai tanah
pekarangan mereka. Sampaikan dakwah (ajakan) kepada mereka untuk masuk Islam,
dan ajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban mereka. Demi Allah, engkau dapat
memberi petunjuk satu orang dengan ijin Allah lebih baik dibanding engkau
mendapat hadiah onta terbaik. (Shahih Bukhari no hadits 2847).
“Ketika jihad kehilangan rasa dakwah, maka jihad
hanya akan menampilkan potret pertumpahan darah dan pelampiasan dendam yang
mengerikan. Sentuhan dakwah menjadikan jihad tetap terkawal dalam puncak
ketinggian akhlaq seorang muslim, dan puncak misi suci: mengentaskan manusia dari gelapnya jahiliyah
untuk dibimbing menemukan cahaya Islam”.
E.
Silsilah Nabi
Muhammad SAW.
Ada tiga bagian tentang nasab Nabi Muhammad SAW:
1.
Bagian yang
disepakati kebenaranya oleh pakar biografi dan nasab, yaitu nasab Nabi sampai
Adnan.
2.
Bagian yang
masih diperselisihkan dikalangan banyak ulama, yaitu antara nasab yang tidak
diketahui secara pasti dan nasab yang harus dibicarakan, tepatnya Adnan ke atas
hingga Ibrahim as.
3.
Bagian yang
sama sekalitidak diragukan bahwa didalamnya ada hal-hal yang tidak benar, yaitu
nabi Ibrahim ke atas hingga nabi Adam as.
Dari ketiga silsilah ini, kami
hanya akan menampilkan silsilah baginda Nabi Muhammad saw yang telah disepakati
oleh seluruh pakar sejarahwan. Dan juga di landaskan oleh sabda beliau Nabi
yang hanya mencukupkan penyebuttan nasab hingga sayyid Adnan dan melarang untuk
meneruskan nasab di atasnya. Yaitu, saat beliau sampai pada nama Adnan, maka
beliau berkata “ dari
sinilah_keatas_orang-orang ahli nasab membuat kesombongan!”
Silsilah baginda Nabi Muhammad
saw adalah sebagai berikut:
Muhammad saw bin Abdullah bin
Abdul Mutholib_yang bernama Syaiban_ bin Hasyim (Amru) bin Abdu Manaf_yang
namanya Al-Mughirah_ bin Qushay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin ka’ab bin lu’ay
bin Ghalib bin Fihr_yang bernama Quraisy yang akan menjadi cikal bakal dari
kaum Quraisy_ bin Malik bin Al-Nadhr (Qais) bin kinanah bin Khuzaimah bin
Mudhrikah_yang mempunyai nama Amir_ bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad
bin Adnan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa dulunya Negara Arab sebelum mengenal islam mereka melakukan kedzaliman
dimana-mana. Sebelum Arab menjadi islam disana orang-orangnya meneyembah
berhala yang di perkenalkan oleh ‘Amr bin Lu’ai bin Qam’ah.
Pada intinya Nabi Muhammad SAW sejak
lahir sudah menjadi anak yatim.Banyak cobaan yang beliau hadapi semasa hidup di
Dunia, orang-orang yang beliau sayangi begitu cepat meninggalkan-Nya. Pada saat
Nabi menyebarkan agama islam di Mekkah dan Madinnah banyak rintangan yang
beliau hadapi. Yaitu kaum kafir Qurays yang menentang ajaran islam, beliau
terancam terbunuh. Sehingga beliau menyebarkan islam dengan cara
sembunyi-sembunyi, Namun beliau tetap gigih menyebarkan agama islam. Beliau
berjihad dilandasi dan dijiwai ruh
dakwah yang mendalam.Jihad bukan seperangkat syariat yang menjadi saluran
pelampiasan dendam oleh para pelaku jihad kepada musuh yang pernah menzalimi,
tapi alat untuk memasukkan misi dakwah ke hati dan pikiran umat manusia.
B.
Kritik dan Saran
Demikian makalah yang kami buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.Apabila ada saran dan kritik yang ingin di
sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.Apabila ada terdapat kesalahan mohon
dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak
luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR
PUSTAKA
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban
Islam; Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Syalabi, A. Sejarah dan
Kebudayaan Islam I. Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2003.
Hasan, Hasan Ibrahim. Sejarah dan
Kebudayaan Islam I. Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
Lings, Martin. Muhammad, Qomarudi SF (terj.). Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005.
Zadah, Hamami, Hamisy Tafsir Yasin, Surabaya: Al-Hramain Jaya, 2005.
Ridha, Muhammad Afandi, Muhammadur Rasulullah, TP: TT.
[1]A.
Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam I (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru,
2003), 28.
[2]Hasan
Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam I (Jakarta: Kalam Mulia,
2001), 6-7
[3]A.
Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam I (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru,
2003), 30
[4]Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah
II (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.), 10
[5]A.
Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam I (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru,
2003), 33-39
[6]Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah
II (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.), 11
[7]Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah
II (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.), 17
[8]Ibid. hal 11
[9]Martin Lings, Muhammad, (Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta, 2005), Qomarudin SF, (terj.),hal 8.
[10]Hamami Zadah, Hamasy Tafsir Yasin, (Surabaya:
Al-Haramain Jaya, 2005), hal. 4.
[11]Muhammad Afandi Ridha, Muhammadur Rasulullah, (TP: TT), hal
118-124.
0 Komentar