Pemberontakan Rakuti terhadap Kerajaan Majapahit, mewarnai situasi yang sangat pelik dalam internal keraton, siasah yang baik dilakukan oleh Maha Patih Gajah Mada membawa lari Prabu Jayanegara Raja kedua Majapahit ke daerah Bedander.
Dalam pandangan itu para peneliti terdapat dua persepsi terkaitan dengan daerah atau tempat persembunyian sang Raja, antara Dander di Bojonegoro dan Dusun Bedander Desa Sumbergondang Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang.
Dusun Bedander berada di wilayah utara sungai berantas yang berjarak sekitaran 40 kilometer dari pusat kota kerajaan Majapahit. Sedangkan Dander Bojonegoro berjarak sekitaran 83 kilometer dari pusat kerajaan Majapahit.
Disisi lain penguatan atas bedander yang berada di Jombang ditandai dengan adanya kepala desa atau bisa disebut sebagai Ki Blander atau orang yang sakti dimasanya, itu yang menjadi alasan Gajah Mada menitipkan kepada beliau, biar raja Jayanegara Majapahit dalam keadaan aman. Kemudian dibuktikan lagi dengan warisan tradisi yang masih kental dijalankan hingga hari ini.
Sekarang, bagaimana dengan Dander di Bojonegoro, sebagai bukti otentiknya para peneliti menyampaikan ada sebuah peninggalan di daerah ngasem atau lebih tepatnya Kayangan Api (media pembuatan pusaka). Kalau membaca dari berbagai perspektif sejarah Kayangan Api yang ditulis diberbagai Media, bahwa Ki Empu Kriyo Kusumo atau Empu Supo seorang pembuat pusaka ampuh dimasa Kerajaan Majapahit.
Pada sejarahnya Kayangan Api, Empu Kriyo Kusumo pertama kali datang di kampung sebagai pandhe besi bernama Empu Kusumo. Kriyo Kusumo adalah nama samaran dari Empu Supo yang merupakan Empu dari kerajaan Majapahit.
Pada saat itu Kerajaan Majapahit mengutus Sunan Ampel untuk mencari Empu Supo. Akhirnya Sunan Ampel mengumpulkan para Pandhe yang ada di desa Butoh Ngasem. Pada saat itu Empu Kriyo Kusumo tidak datang dalam pertemuan. Setelah itu Sunan ampel berkata “Berarti Empu Supo iku ngayang atau selalu sendiri,”.
Dalam catatan dari Juru Kunci, bahwa Empu Supo telah membangkang dari panggilan Sunan Ampel yang diperintahkan oleh Kerajaan Majapahit. Sehingga sabda sakti yang diucapkan oleh Sunan Ampel terhadap Empu Supo menjadi jejak sejarah adanya Kayangan Api.
Sekarang yang menjadi Pertanyaan, kenapa Empu Kriyo Kusumo menjadi pencarian oleh Kerajaan Majapahit, sampai mengutus Sunan Ampel ke Bojonegoro, apakah pertapaan terakhirnya untuk mukso mendekatkan diri pada sang kuasa, karena sudah terlalu banyak memproduksi pusaka sebagai senjata kekuatan Majapahit.
Kemudian, benarkan Dander Bojonegoro menjadi singgasana persembunyian pelarian Prabu Janagera dari Pemberontakan Rakuti terhadap Majapahit. Kalau melihat dari jarak wilayah lokasi Keraton dengan Bojonegoro begitu jauh, bisa dua kali lipat dari jarak Bedander yang berada di Jombang.
Wallahua'lam.
Penulis : Muhammas Andrea
Refrensi : Media Youtube Join Media dan Kumparan, Kayangan Api
0 Komentar