إِنَّ اْلحَقَّ يَضْعُفُ بِالاخْتلِاِفِ وِالافْتِرَاقِ وَإِنَّ البَاطِلَ قَدْ يَقْوَى بِالاتِّحَادِ وَالاتِّفَاقِ

"Sungguh kebenaran bisa lemah karena perselisihan dan perpecahan. Sementara kebatilan kadang menjadi kuat sebab persatuan dan kekompakan." (Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari dalam Muqaddimah Qanun Asasi li Jam’iyyati Nahdlatil Ulama)

Perbedaan pandangan tidak seharusnya menjadikan sebuah perpecahan, perselisihan, apalagi saling menjatuhkan dan menghina satu sama lain, secara subtansial kebatilan bukan lah kelompok politik, kelompok masyarakat, tetapi kelompok yang menindas terhadap manusia.

Kebatilan mampu dilawan dengan kebersamaaan, kesadaran moral atas kebenaran yang bersandang keprihatinan mendalam dengan berbagai retorikan Penindasan, kolektifitas manusia terbentuk dari kepentingan saksama yang memperjuangkan nilai-nilai kultur budaya, keharmonisan dan kemerdekaan di Bangsanya sendiri.

Sudahlah jangan bicara soal kelompok agama yang paling benar, paham paling benar, ideologi paling benar, organisasi paling benar, partai paling benar, politik paling benar, mari berbicara realitas kondisi hari ini, melihat kebatilan yang luar biasa kian hari-semakin membudaya, seperti Penggusuran rumah warga serta lahan produktif Pertanian atas dalih relokasi Pembangunan Infrastruktur Negara dan memperlancar ekonomi masyarakat.

Kalau Hadrotus Syech KH. Muhammad Hasyim Asyari dulu mencetuskan Resolusi Jihad sebagai hasil Ijtihad untuk melawan Japan dan Belanda-pasca Kemerdekaan Agustus 1945, dan melawan Imperialisme hukumnya Fardhu Ain, maka Jihad hari ini melawan Kapitalisme yang menjadikan rakyat Indonesia sebagai buruh, budak di bangsanya sendiri.

Mari bangun kesadaran bersama untuk mewujudkan kebenaran atas realitas kemanusiaan yang adil dan beradab.!