www.sabdaliterasi.blogspot.com
Puisi dengan judul "Peringatan" tidak asing lagi terdengar ditelinga kita, banyak sekali dari penyair-penyair handal di Indonesia membacakan puisi tersebut dan tetap relevan disetiap waktu.

Puisi Peringatan ditulis oleh salah satu aktivis Indonesia, sebut saja dia Wiji Tukhul, puisi berjudul "Peringatan" ditulis di Solo pada tahun 1986.

Puisi yang ditulis hanya beberapa bait saja, mampu memberikan inspirasi dan spiritualitas Perjuangan dalam melawan Orde Baru, ketimpangan dan ketidak adilan waktu itu, Wiji Tukhul membangkitkan semangat para pejuang untuk melawan Rezim agar mendengarkan kritik-saran dan harapan rakyat Indonesia.

Sering kita jumpai dan mendengar disetiap media sosial, dari paragraf terakhir, seperti :

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!

Berbagai macam aspirasi dan kritikan dari rakyat yang menuntut hak dalam hidup bernegara, tidak akan pernah putus asa, rakyat akan selalu gelisah dibawah kendali kebijakan-kebijakan yang tidak mengenakkan dimasa Orde Baru.

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Pemerintah membungkam mulut rakyat dengan sewena-wenanya, dan membuang kritik-saran dalam sampah tak berguna, itu tanda dari bahayanya Pemerintah untuk menyikapi segala keinginan dan harapan rakyat, Orde Baru adalah masa-masa bagaimana, Penguasa waktu itu hanya mementingkan berbagai kelompok, kerabat dan keluarga tertentu, bagaimana Negara bisa maju, kalau selama 32 tahun hanya membuat Indonesia lebih krisis dalam aspek Ilmu Pengetahuan, terutama batasan membaca buku, rakyat dihantui dengan Film kebohongan, bahkan krisis ekonomi waktu detik-detik tumbangnya.

Kita sebagai rakyat jelata, hendak untuk mempelajari dan menelaah dari setiap bait puisi-puisi karya aktivis terdahulu, sebagai refleksi akan sejarah Indonesia yang tidak lepas dari pejuangan para aktivis dan rakyat.

Pertumbuh kembangkan sebuah Negara tergantung bagaimana sikap rakyat dalam mengahadapi persolan ekonomi dan paradigma berpikir ke depan, jika Indonesia terbentuk sebagai Negara besar yang pernah diimpikan para tokoh Revolusi sebelum Kemerdekaan, maka pola berpikir sebagai rakyat harus diubah sesuai dengan dinamika atau perkembangan hari ini.

Berikut Puisi Wiji Thukul dengan Judul "PERINGATAN".

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat sembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat tidak berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!

| Muhammad Andrea |