Dalam perkembangan Islam di dunia modern, tentu akan muncul banyak pertanyaan di kalangan umat Islam di Indonesia, terlalu banyak corak-corak baru yang muncul di permukaan, sehingga tidak bisa membedakan diantara satu dengan yang ain, tidak bisa memebedakan golongan A dan B, karena mereka mempunyai paham sendiri-sendiri dengan Aturan atau prodak hukum yang telah dibuat di dalam persoalan i'tiqad, Paham dan Ibadah.
Akhir-akhir ini saya sempat bingung dengan keberadaan Islam yang ada di Indonesia, saking banyaknya kubu-kubu kecil hingga besar terkait pemahaman terhadap islam membuatku semakin resah dan galau untuk memaknai sebuah Islam itu sendiri, jika Islam saya memaknai sebagai keyakinan terhadap Allah, tentu orang lain juga demikian, atau saya mengakuisisi sebagai Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah tentu mereka juga demikian. Membaca persoalan sejarah Islam tak lepas dengan perebutan kekuasaan dalam struktur kepemimpinan Islam diera Kholifah Ali Bin abi Tholib, tentang bagaimana Al-Quran sebagai legitimasi politik dalam mendapatkan keuntungan masa itu dan bisa menguasai Jazirah Arab.
Singkat pembahasan, Islam Indonesia yang lahir di abad 14 menjadikan inspirasi baru bagi masyarakat Jawa dan sekitarnya, cerita Negeri Dongeng jawa sebelum Islam menjadikan mitos mutlak atas keberadaan pajajaran kerajaan yang pernah jaya di Nusantara yang dipelopori oleh pendekar-pendekar sakti dari Kerajaan Majapahit. Masayarakat Indonesia mengenal dengan ajaran Islam yang di bawa oleh para Walisongo dengan jalur perdagangan sambil da'wah membuah hasil yang memuaskan, beberapa ratus tahun kemudian, Islam menyebar diberbagai daerah di Indonesia dengan paham-paham Moderatisme dan mampu menerima perbedaan tanpa ada unsur politik-politik praktis dalam perebutan kekuasaan.
Jika kemenangan perjuangan para walisongo dahulu dalam menyebarkan Agama Islam dengan jalur perdagangan sambil Da'wah, apakah masih tidak percaya dengan gerakan-gerakan baru yang dilakukan oleh Salafi Wahabi di zaman Modern, mereka melakukan gerakan Masif di dunia Bisnis dan Da'wah di Media Sosial online, seperti Via Instagram, Website, Line, Watshap dan Youtube dan Grup Watshap. Media-media online tersebut dijadikan transportasi baru bagi orang-orang Wahabi, hampir disetiap Detik, Menit dan Jam mereka selalu Update tentang seputar dunia Islam semi-semi Syar'i, sampai hari ini yang lagi viralnya kata Hijrah sempat menjadi trending utama dikalangan pemuda milenial.
Rutin Syuriah Nu di Jombang 2015, bahwa paham Salafi Wahabi pertama-tama dikembangkan oleh Muhammad Bin Abdul Wahab. Seorang Ulama yang belajar dari gagasan Ibn Taimiyah dan madzhab Hambali. “Dia mengembangkan paham mujassimah-nya di kampung halamannya, tetapi ditolak oleh keluarga dan masyarakatnya. Di saat keluarga Ibn Saud, atas bantuan pembesar militer Inggris, berhasil menguasai jazirah Arab, menggunakan paham yang dikembangkan Muhammad bin Abdul Wahab sebagai asas teologinya.
Paham Wahabi sangat berlebihan dalam memaknai bid’ah (tawassa’a fil bid’ah), tidak saja dalam urusan ibadah, tetapi semua hal yang tidak ada dalam sunnah dikatakan sebagai bid’ah, dan bid’ah apapun bagi mereka adalah dlolalah (sesat). “Mereka tidak mengenal bid’ah sayyi-ah (buruk) adan hasanah (baik). Misalnya, tentang jenggot, bukan persoalan ibadah. Karena Nabi SAW berjenggot, maka bagi mereka memotong jenggot haram.
Kyai Wazir juga menceritkan tentang kehidupan Salafi wahabi, ketika orang-orang wahabi bepergian di suatu tempar baru, pertama-pertama yang dituju adalah makam/kuburan, mereka akan membungkar kuburan yang ada cangkupnya, kerena menyerupai dengan Masjid, tidak hanya itu mereka juga melarang bertaqorrub dan Bertawasul kepada orang-orang Sholeh atau Waliyullah dan membaca Tahlil, Istigotsah, Manaqiban dsb.
Maka dari itu ada 5 benteng yang ditawarkan oleh Kyai Wazir kepada kalangan warga NU agar bisa menjaga stabilitas pemahaman terhadap Ahlussunah Wal-jama'ah (Aswaja) An-Nadliyah menukil pendapat Syekh Abu Zahroh, ada 5 (lima) manhaj dalam Islam. Manhaj tersebut yang pertama adalah Manhaj Falasifah, yang menggunakan ayat-ayat teologi dan nalar (rasio) dalam menerangkan tentang ketuhanan.
Manhaj yang kedua lanjutnya, yaitu Manhaj Mutakallimin (Mu’tazilah). Madzhab ini secara umum menggunakan qodiyah aqliyah (ketetapan nalar) daripada nash al-Qur’an. Akal digunakan untuk memaknai nash. Ayat-ayat yang terkait dengan aqidah harus sejalan dengan dengan rasio, meskipun terkadang keluar dari ketentuan nash al-Qur’an.
Manhaj selanjutnya, tambah dia, adalah Manhaj Maturidiyah yaitu memahami dengan nash al-Qur’an dan Hadist tetapi juga didukung oleh rasio. Kemudaian yang keempat, yakni Manhaj Asy’ariah yang selalu berpegang kepada al-Qur’an dan Hadist tetapi juga tidak mengenyampingkan rasio (dalil-dalil aqliyah). Dan yang terahir Manhaj Salafi/Wahabi. Manhaj ini hanya menerima nash al-Qur’an dan Hadist tanpa melakukan ta’wil (menggunakan rasio) sama sekali.
Penulis akan memberikan sedikit dari hasil survey di berbagai media sosial ada beberapa indikasi akun-akun Paham Wahabi, terutama media Instagram, banyak sekali saya menjumpai akun dengan nama @banyuwangimengaji @pusatkajiansunnah, coba korscek sendiri kalau masih ragu dengan tulisan ini, lebih banyak lagi hastage mereka yang masif, hampir dari setiap daerah ada kajian-kajian tertentu. Tidak hanya Instagram Facebook, Youtube, Grup watshap, dan sampai ke Dunia Pendidikan, khususnya Pendidikan Pesantren. Di bawah ini ada 33 tempat Ponpes terindikasi Paham Wahabi.
(Nama) Pesantren Terindikasi Wahabi :
1. Ma’had imam bukhori> solo
2. Ma’had Al-ukhuwah> sukoharjo
3. Ma’had Ibnu abas> sragen
4. Ponpes islam al-irsyad> semarang
5. Ma’had al-furqon> gresik
6. Ma’had Ali bin abi thalib> surabaya
7. Sekolah Dirosah Islamiyah> sumbersari Jember
8. Ma’had Al-Qudwah> kediri
9. Ma’had Abu Huroiroh> mataram
10. Ma’had Al-Furqon> pekanbaru
11. Ponpes Salman Al-Farisi> kediri
12. Ma’had Imam Syafi’i> banyuwangi
13. Ma’had minhajul sunnah> bogor
14. Yatim ibnu taimiyah> bogor
15. Ma’had Hidayatunnajah> bekasi
16. Ma’had Ibnu Hajar> jakarta timur
17. Ma’had Ibnu Qayyim Al Jauziyah > balikpapan
18. Ma’had ummahatul mu’minin> jakarta pusat
19. Ma’had Riyadusholihin> pandeglang
20. Ma’had Al-Ma’tuq> sukabumi
21. Ma’had Rahmatika Al-Atsary> subang
22. Ma’had Assunah> cirebon
23. PP Annajiyah> bandung
24. Ma’had Assunnah> tasikmalaya
25. Ma’had Ali Imam Syafi’i> cilacap
26. Islamic center Ibnu bin baz> bantul
27. Ma’had Jamilurrohman> bantul
28. Ma’had Madinatul Qur’an> bogor
29. Pondok Al Umm> Malang
30. Pondok Pesantren Imam Syafi’i> Aceh
31. Pondok Pesantren Ibnu Katsir> Jember
32. Sekolah Tinggi Dirasah Islamiyah Imam Syafi’i> Jember
33.Arrahmah> semanding Malang
Kalau sudah seperti itu, marilah berwaspada dengan gerakan-gerakan wahabi yang semakin hari kian masif, telaah dan cari tahu sumber-sumber Informasi yang masuk di Grup Watshap kalian masing-masing jangan langsung dishare ke orang lain, terutama jagalah anak-anak kita dalam memilih tempat Pendidikan dijenjang berikutnya, biar tidak tersesat jalan dalam roda perputaran Paham dan I'tiqad sebagaimana Islam di Indonesia, Islam Ramah Tamah, Islam Modert, Islam Tawazzun, Islam Ta'addul dan Islam Tasammuh.
Sumber Refrensi (Grup watshap Orsibad Bwi)
Berita Nuonline terbitan 2015
Penulis : M. Andrea
Akhir-akhir ini saya sempat bingung dengan keberadaan Islam yang ada di Indonesia, saking banyaknya kubu-kubu kecil hingga besar terkait pemahaman terhadap islam membuatku semakin resah dan galau untuk memaknai sebuah Islam itu sendiri, jika Islam saya memaknai sebagai keyakinan terhadap Allah, tentu orang lain juga demikian, atau saya mengakuisisi sebagai Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah tentu mereka juga demikian. Membaca persoalan sejarah Islam tak lepas dengan perebutan kekuasaan dalam struktur kepemimpinan Islam diera Kholifah Ali Bin abi Tholib, tentang bagaimana Al-Quran sebagai legitimasi politik dalam mendapatkan keuntungan masa itu dan bisa menguasai Jazirah Arab.
Singkat pembahasan, Islam Indonesia yang lahir di abad 14 menjadikan inspirasi baru bagi masyarakat Jawa dan sekitarnya, cerita Negeri Dongeng jawa sebelum Islam menjadikan mitos mutlak atas keberadaan pajajaran kerajaan yang pernah jaya di Nusantara yang dipelopori oleh pendekar-pendekar sakti dari Kerajaan Majapahit. Masayarakat Indonesia mengenal dengan ajaran Islam yang di bawa oleh para Walisongo dengan jalur perdagangan sambil da'wah membuah hasil yang memuaskan, beberapa ratus tahun kemudian, Islam menyebar diberbagai daerah di Indonesia dengan paham-paham Moderatisme dan mampu menerima perbedaan tanpa ada unsur politik-politik praktis dalam perebutan kekuasaan.
Jika kemenangan perjuangan para walisongo dahulu dalam menyebarkan Agama Islam dengan jalur perdagangan sambil Da'wah, apakah masih tidak percaya dengan gerakan-gerakan baru yang dilakukan oleh Salafi Wahabi di zaman Modern, mereka melakukan gerakan Masif di dunia Bisnis dan Da'wah di Media Sosial online, seperti Via Instagram, Website, Line, Watshap dan Youtube dan Grup Watshap. Media-media online tersebut dijadikan transportasi baru bagi orang-orang Wahabi, hampir disetiap Detik, Menit dan Jam mereka selalu Update tentang seputar dunia Islam semi-semi Syar'i, sampai hari ini yang lagi viralnya kata Hijrah sempat menjadi trending utama dikalangan pemuda milenial.
Rutin Syuriah Nu di Jombang 2015, bahwa paham Salafi Wahabi pertama-tama dikembangkan oleh Muhammad Bin Abdul Wahab. Seorang Ulama yang belajar dari gagasan Ibn Taimiyah dan madzhab Hambali. “Dia mengembangkan paham mujassimah-nya di kampung halamannya, tetapi ditolak oleh keluarga dan masyarakatnya. Di saat keluarga Ibn Saud, atas bantuan pembesar militer Inggris, berhasil menguasai jazirah Arab, menggunakan paham yang dikembangkan Muhammad bin Abdul Wahab sebagai asas teologinya.
Paham Wahabi sangat berlebihan dalam memaknai bid’ah (tawassa’a fil bid’ah), tidak saja dalam urusan ibadah, tetapi semua hal yang tidak ada dalam sunnah dikatakan sebagai bid’ah, dan bid’ah apapun bagi mereka adalah dlolalah (sesat). “Mereka tidak mengenal bid’ah sayyi-ah (buruk) adan hasanah (baik). Misalnya, tentang jenggot, bukan persoalan ibadah. Karena Nabi SAW berjenggot, maka bagi mereka memotong jenggot haram.
Kyai Wazir juga menceritkan tentang kehidupan Salafi wahabi, ketika orang-orang wahabi bepergian di suatu tempar baru, pertama-pertama yang dituju adalah makam/kuburan, mereka akan membungkar kuburan yang ada cangkupnya, kerena menyerupai dengan Masjid, tidak hanya itu mereka juga melarang bertaqorrub dan Bertawasul kepada orang-orang Sholeh atau Waliyullah dan membaca Tahlil, Istigotsah, Manaqiban dsb.
Maka dari itu ada 5 benteng yang ditawarkan oleh Kyai Wazir kepada kalangan warga NU agar bisa menjaga stabilitas pemahaman terhadap Ahlussunah Wal-jama'ah (Aswaja) An-Nadliyah menukil pendapat Syekh Abu Zahroh, ada 5 (lima) manhaj dalam Islam. Manhaj tersebut yang pertama adalah Manhaj Falasifah, yang menggunakan ayat-ayat teologi dan nalar (rasio) dalam menerangkan tentang ketuhanan.
Manhaj yang kedua lanjutnya, yaitu Manhaj Mutakallimin (Mu’tazilah). Madzhab ini secara umum menggunakan qodiyah aqliyah (ketetapan nalar) daripada nash al-Qur’an. Akal digunakan untuk memaknai nash. Ayat-ayat yang terkait dengan aqidah harus sejalan dengan dengan rasio, meskipun terkadang keluar dari ketentuan nash al-Qur’an.
Manhaj selanjutnya, tambah dia, adalah Manhaj Maturidiyah yaitu memahami dengan nash al-Qur’an dan Hadist tetapi juga didukung oleh rasio. Kemudaian yang keempat, yakni Manhaj Asy’ariah yang selalu berpegang kepada al-Qur’an dan Hadist tetapi juga tidak mengenyampingkan rasio (dalil-dalil aqliyah). Dan yang terahir Manhaj Salafi/Wahabi. Manhaj ini hanya menerima nash al-Qur’an dan Hadist tanpa melakukan ta’wil (menggunakan rasio) sama sekali.
Penulis akan memberikan sedikit dari hasil survey di berbagai media sosial ada beberapa indikasi akun-akun Paham Wahabi, terutama media Instagram, banyak sekali saya menjumpai akun dengan nama @banyuwangimengaji @pusatkajiansunnah, coba korscek sendiri kalau masih ragu dengan tulisan ini, lebih banyak lagi hastage mereka yang masif, hampir dari setiap daerah ada kajian-kajian tertentu. Tidak hanya Instagram Facebook, Youtube, Grup watshap, dan sampai ke Dunia Pendidikan, khususnya Pendidikan Pesantren. Di bawah ini ada 33 tempat Ponpes terindikasi Paham Wahabi.
(Nama) Pesantren Terindikasi Wahabi :
1. Ma’had imam bukhori> solo
2. Ma’had Al-ukhuwah> sukoharjo
3. Ma’had Ibnu abas> sragen
4. Ponpes islam al-irsyad> semarang
5. Ma’had al-furqon> gresik
6. Ma’had Ali bin abi thalib> surabaya
7. Sekolah Dirosah Islamiyah> sumbersari Jember
8. Ma’had Al-Qudwah> kediri
9. Ma’had Abu Huroiroh> mataram
10. Ma’had Al-Furqon> pekanbaru
11. Ponpes Salman Al-Farisi> kediri
12. Ma’had Imam Syafi’i> banyuwangi
13. Ma’had minhajul sunnah> bogor
14. Yatim ibnu taimiyah> bogor
15. Ma’had Hidayatunnajah> bekasi
16. Ma’had Ibnu Hajar> jakarta timur
17. Ma’had Ibnu Qayyim Al Jauziyah > balikpapan
18. Ma’had ummahatul mu’minin> jakarta pusat
19. Ma’had Riyadusholihin> pandeglang
20. Ma’had Al-Ma’tuq> sukabumi
21. Ma’had Rahmatika Al-Atsary> subang
22. Ma’had Assunah> cirebon
23. PP Annajiyah> bandung
24. Ma’had Assunnah> tasikmalaya
25. Ma’had Ali Imam Syafi’i> cilacap
26. Islamic center Ibnu bin baz> bantul
27. Ma’had Jamilurrohman> bantul
28. Ma’had Madinatul Qur’an> bogor
29. Pondok Al Umm> Malang
30. Pondok Pesantren Imam Syafi’i> Aceh
31. Pondok Pesantren Ibnu Katsir> Jember
32. Sekolah Tinggi Dirasah Islamiyah Imam Syafi’i> Jember
33.Arrahmah> semanding Malang
Kalau sudah seperti itu, marilah berwaspada dengan gerakan-gerakan wahabi yang semakin hari kian masif, telaah dan cari tahu sumber-sumber Informasi yang masuk di Grup Watshap kalian masing-masing jangan langsung dishare ke orang lain, terutama jagalah anak-anak kita dalam memilih tempat Pendidikan dijenjang berikutnya, biar tidak tersesat jalan dalam roda perputaran Paham dan I'tiqad sebagaimana Islam di Indonesia, Islam Ramah Tamah, Islam Modert, Islam Tawazzun, Islam Ta'addul dan Islam Tasammuh.
Sumber Refrensi (Grup watshap Orsibad Bwi)
Berita Nuonline terbitan 2015
Penulis : M. Andrea
0 Komentar